Jumat, 04 Januari 2013

yang sering menyebabkan kemogokan pada motor :
1.busi
2.koil
3.cdi
Bagaimana cara memperbaiki atau mengatasi masalah tersebut? Berikut tipsnya
1. Busi Pada umumnya, sepeda motor yang businya telah aus atau bermasalah akan mati mendadak kala putaran mesin rendah atau saat melaju dalam kecepatan rendah. Saat dinyalakan mesin lama sekali hidup.
“Atau bisa hidup dan kemudian mati lagi dan begitu berulang-ulang. Hal itu dikarenakan logam yang ada di dalam busi sudah tidak sensitif menghantarkan arus listrik dan diubah menjadi titik api
Gejala lain juga kerap ditemui adalah saat laju kendaraan konstan mesin tetap stabil. Namun, di saat tuas gas ditarik untuk meningkatkan kecepatan, tiba-tiba mesin mbrebet atau berpotensi mati. Bahkan, pada kasus-kasus tertentu timbul suara ledakan dari knalpot.
Bila menemui gejala seperti itu, sebaiknya Anda mengecek kondisi busi. Caranya, lepas busi dari dudukan dan biarnya kabel busi masih tersambung di ujung busi. Setelah itu tempelkan kepala busi di badan mesin dan starter mesin.
Amati dengan seksama, adakah percikan api yang berasal dari kepala api saat mesin dihidupkan? Bila tidak berarti busi telah aus atau bermasalah, sehingga wajib diganti. Sebaliknya, bila ternyata api dari busi masih normal, maka beralih ke koil dan CDI.
2. Koil Komponen ini berfungsi untuk untuk menaikkan voltage dari aki atau baterai kering. Berkat koil tegangan listrik dapat dinaikkan dan pembakaran di ruang bakar mesin lebih sempurna.
Gejala yang kerap ditemui pada koil mirip dengan permasalahan di busi, yaitu mesin tersendat atau sulit sekali dihidupkan. Berbeda dengan busi yang bermasalah yang kadang menimbulkan suara ledakan di knalpot, koil tidak.
Hal itu dikarenakan fungsi koil yang berperan sebagai pendokrak tegangan arus listrik dari aki. Cara mengecek komponen ini masih baik atau tidak sama seperti pengecekan busi, yaitu tempelkan kabel koil ke badan mesin lantas starter mesin.
Bila terdapat percikan api jangan buru-buru menyimpulkan koil masih bagus. Masih harus dicek ulang dengan memasang busi, bila ternyata tidak ada percikan api berarti koil telah loyo dan tidak berfungsi optimal.
“Karena fungsi koil untuk memperbesar arus listrik kan? Kalau ternyata arus di busi tidak ada yang komponen itu berarti tidak berfungsi lagi.
Namun, bila ternyata busi dank oil masih tokcer, maka perhatian Anda harus berganti ke CDI.
3. CDI Beberapa gejala Capasitor Discharge Ignition (CDI) yang rusak mirip dengan busi atau koil yang bermasalah. Mesin tiba-tiba tersendat dan mati. Saat dinyalakan mesin cepat hidup namun setelah mesin panas kembali mati.
Pasalnya, CDI yang berperan dalam mengatur timing pengapian dari proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara di ruang bakar mesin tidak berfungsi optimal.
“Tetapi khusus masalah CDI ini harus dilihat cermat, apakah motor yang bersangkutan sudah mengalami modifikasi mesin yaitu ditingkatkan kompresinya. Bila iya, apakah CDI- nya masih standar atau racing?,
bila motor yang telah mengalami ubahan yaitu peningkatan kompresi mesin maka wajib mengganti CDI atau paling tidak menggeser kurva pengapian dengan menggeser pulser jika menggunakan CDI standar.
“Karena kalau tidak, akan terus mengalami gejala-gejala mesin mbrebet atau sering mati, karena tidak ada kesesuaian antara timing pengapian dan kompresi tinggi,
Terlebih, lanjut pada umumnya pengapian standar dari sepeda motor yang bersangkutan tidak sesuai dengan karakteristik mesin. Dan biasanya para pembalap menggunakan CDI programmable yang kurva pengapiannya dapat diatur melalui program komputer untuk menyesuaikan semburan tenaga dari mesin.
Cara untuk memperbaiki agak rumit. Sehingga disarankan untuk membawanya ke bengkel atau menggantinya.
Satu hal yang patut diingat, penyebab sepeda motor mogok memang bermacam-macam. Namun, dalam kondisi normal dan yang paling kerap menjadi penyebab utama kendaraan roda dua itu mogok adalah ketiga komponen ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar